https://jurnal.umkuningan.ac.id/index.php/herbapharma/issue/feedHERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological2025-07-13T06:28:24+00:00Jurnal Herbapharmaherbapharma@umkuningan.ac.idOpen Journal Systems<p align="justify">HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological is published by the Department of Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Health, and Science, University of Muhammadiyah Kuningan is accredited by the Ministry of Research, Technology and Higher Education Republic of Indonesia with SINTA 5, Number <a href="https://drive.google.com/file/d/1YynheKx4iy3uEdRrzlSBjnXrzGqT-IDs/view">204/E/KPT/2022</a>. HERBAPHARMA aims to bridge the gap between traditional herbal practices and contemporary scientific research, offering a comprehensive exploration of the pharmacological properties, therapeutic potentials, and innovative applications of medicinal herbs. This journal is a national journal with <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1586833902">e-ISSN. 2722-709X</a> that is published twice a year in june and december. All articles will be reviewed double-blind by experts before being accepted for publication. Each author is responsible for the content of their published article.<br><br>HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological focuses on the areas :</p> <ol> <li class="show">Herbal Pharmacy</li> <li class="show">Pharmacognosy</li> <li class="show">Phytochemistry</li> <li class="show">Pharmaceutical Biotechnology</li> <li class="show">Pharmacology and Toxicology</li> </ol>https://jurnal.umkuningan.ac.id/index.php/herbapharma/article/view/4752Potensi Sediaan Gel Ekstrak Daun Mangga (Mangifera indica L.) sebagai Penyembuh Luka Bakar Derajat II pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) 2025-07-13T06:28:04+00:00Rosellynia Calyptrantircalypt@gmail.comIndri Dwi Rahasastirosellynia@universitasannasher.ac.idEva Luvirianirosellynia@universitasannasher.ac.idAzmi Darotulmutmainnahrosellynia@universitasannasher.ac.idElok Faiqohrosellynia@universitasannasher.ac.id<p>Mango leaves <em>(Mangifera indica </em>L.<em>) </em>contain mangiferin compounds and components of secondary compounds such as alkaloids, flavonoids, saponins, steroids, polyphenols and tannins contained in mango leaves <em>(Mangifera indica </em>L.<em>) </em>which function as anti-inflammatory, anti-oxidant and antiseptic properties. can speed up the wound healing process. Mango leaves <em>(Mangifera indica </em>L.<em>) </em>are an alternative to traditional medicine for the healing process of burns. The development of drug dosage forms into gel preparations is the right choice and can be tested uSingh white rats <em>(Rattus norvegicus). </em>The purpose of this study was to determine the decrease in the diameter of second-degree burns in white rats <em>(Rattus norvegicus) </em>to mango leaf extract gel preparations <em>(Mangifera indica </em>L.<em>) </em>with concentrations of 5%, 10%, 15%, 20% and 25%. This research method includes experimental research with a simple completely randomized design (CRD). The sample in this study was some mango leaves <em>(Mangifera indica </em>L. Var Harumanis) in Lungbenda Palimanan Village, Cirebon. The sample technique uses a probability technique with simple random sampling. Data analysis uSingh the non-parametric <em>Kruskal-Wallis </em>test obtained a value of 0.095 > 0.05 which means that there is no significant or significant difference in each treatment group. The approach that is close to positive control is a concentration of 5% and 20% is a concentration that has a mean rank. the largest with the smallest diameter of 0.33 cm.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Rosellynia Calyptranti, Indri Dwi Rahasasti, Eva Luviriani, Azmi Darotulmutmainnah, Elok Faiqohhttps://jurnal.umkuningan.ac.id/index.php/herbapharma/article/view/4708Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat Berdasarkan Pengetahuan Tradisional Masyarakat Di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang2025-07-13T06:28:24+00:00Rollandoro.llando@machung.ac.idMuhammad Hilmi Afthoni muhammad.hilmi@machung.ac.idMuhammad Reza Mahendra612010034@student.machung.ac.id<p>Sebagian tradisi dalam pemanfaatan tumbuhan sebagai obat telah memperoleh pembuktian ilmiah, namun masih banyak praktik yang belum terdokumentasikan secara sistematis atau dipublikasikan dalam literatur ilmiah. Desa Kucur, yang terletak di Kecamatan Dau dan memiliki luas wilayah 41,96 km², berada di lereng pegunungan serta berdekatan dengan kawasan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nama lokal, habitus, jenis, bagian tumbuhan yang digunakan, metode pengolahan, cara pemanfaatan, serta jenis penyakit yang diobati menggunakan tanaman berkhasiat obat di Desa Kucur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan fenomenologis. Informan dipilih secara purposive sampling, dan data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner semi-terstruktur. Hasil studi menunjukkan bahwa masyarakat memanfaatkan 50 jenis tumbuhan obat, yang diklasifikasikan ke dalam 5 tipe habitus, 9 bagian tumbuhan, 9 teknik pengolahan, 8 cara pemanfaatan, dan digunakan untuk mengobati 34 jenis penyakit. Habitus terbanyak adalah semak (34%), bagian tumbuhan yang paling sering digunakan adalah daun (45%), teknik pengolahan utama adalah perebusan (29,82%), cara pemanfaatan dominan adalah dengan diminum (53,45%), dan penyakit yang paling umum diobati adalah luka luar (9,58%). Secara keseluruhan, masyarakat Desa Kucur memanfaatkan 50 spesies tumbuhan sebagai obat tradisional.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Rollando, Muhammad Hilmi Afthoni , Muhammad Reza Mahendrahttps://jurnal.umkuningan.ac.id/index.php/herbapharma/article/view/4831Evaluasi Potensi Tabir Surya Ekstrak Bunga Krisan (Chrysanthemum sp.) Secara In Vitro2025-07-13T06:27:07+00:00Nur Cholis Endriyatnonurcholisendriyatno@gmail.comMuhammad Walidnurcholisendriyatno@gmail.comKhafid Mahbubnurcholisendriyatno@gmail.comErin Efrilianurcholisendriyatno@gmail.comSukma Sonanurcholisendriyatno@gmail.comKharissa Risqi Wulandarinurcholisendriyatno@gmail.com<p>Tumbuhan krisan (<em>Chrysanthemum </em>sp.) merupakan tumbuhan yang mudah ditemui di Indonesia. Bunga krisan memiliki kandungan flavonoid yang berpotensi sebagai tabir surya alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas tabir surya ekstrak bunga krisan merah dan merah muda. Penelitian menggunakan instrument spektrofotometri secara in vitro dengan konsentrasi 100 ppm, 200 ppm, dan 300 ppm. Parameter uji berupa nilai SPF, %Te dan %Tp. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak bunga krisan merah dan merah muda memiliki potensi sebagai tabir surya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak bunga krisan merah dengan konsentrasi 300 ppm memiliki aktivitas tabir surya secara in vitro terbaik.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Nur Cholis Endriyatno, Muhammad Walid, Khafid Mahbub, Erin Efrilia, Sukma Sona, Kharissa Risqi Wulandarihttps://jurnal.umkuningan.ac.id/index.php/herbapharma/article/view/4770Pemeriksaan Keberadaan Sibutramin HCL Pada Jamu Pelangsing Dari E-Commerce Melalui Pendekatan Kromatografi Lapis Tipis2025-07-13T06:27:45+00:00Lisna Dewidlisna017@gmail.comSyumillah Saepudinsymillas1221@gmail.comDinni Nurul Fadhilahdinni.nurul.fadhilah@gmail.comEndah Kartikawatiendah.kartikawati27@gmail.comYunita Al Azzahraal.azzahra7@gmail.comTaufik Septian Hidayattaufikseptiyan44@gmail.com<p>Penggunaan jamu sebagai alternatif pengobatan tradisional terus meningkat karena persepsi masyarakat terhadap keamanannya, mengingat bahan bakunya yang alami. Berdasarkan Permenkes RI Tahun 2012 No. 007, produk jamu harus bebas dari bahan kimia obat (BKO) untuk mendapatkan izin edar dari BPOM. Penambahan BKO secara ilegal dapat meningkatkan efek farmakologis dan dapat menimbulkan risiko pada kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi keberadaan sibutramin HCl sebagai BKO dalam jamu penurun berat badan yang diperoleh dari e-commerce. Sampel dipilih secara purposive berdasarkan kriteria tertentu, menghasilkan 221 produk yang memenuhi kriteria, dan ditentukan 22 sampel sebagai perwakilan berdasarkan rumus Slovin. Analisis dilakukan secara kualitatif menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis dengan aseton, kloroform, dan n-heksan (5:3:2) sebagai eluen. Dari 22 sampel yang diuji, 4 sampel (F, L, O, T) menunjukkan adanya kandungan sibutramin HCl.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Syumillah Saepudinhttps://jurnal.umkuningan.ac.id/index.php/herbapharma/article/view/4817Potensi Sediaan Gel Ekstrak Daun Mangga (Mangifera indica L.) sebagai Penyembuh Luka Bakar Derajat II pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus)2025-07-13T06:27:27+00:00Muhammad Nurul Fadelnurulfadel@umkudus.ac.idEmma Jayanti Besanemmafarmasi@gmail.comHasyrul Hamzahhh241@umkt.ac.idFendy Prasetyawanfendy.pra@unik-kediri.ac.id<p>Infeksi bakteri masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan. Sejumlah bakteri yang bersifat resisten dapat menyebabkan infeksi bakteri salah satunya bakteri <em>Pseudomonas aeruginosa</em>. Salah satu Tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri yaitu tanaman Kersen (<em>Muntingia calabura</em> L.) terutama pada daunya dimana beberapa penelitian dinyatakan mengandung zat Saponin, Tanin, flavonoid dan Akaloid. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri krim ekstrak etanol Daun Kersen (<em>Muntingia calabura</em> L.) terhadap pertumbuhan bakteri <em>Pseudomonas aeruginosa.</em> Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Metode untuk mengujian aktivitas antibakteri melalui metode difusi cakram dengan formulasi 0%, 5%, 10%, 15%, dan gentamicin. Metode menganalisis data menggunakan <em>One Way Anova</em> untuk mengetahui perbedaan data. Hasil uji aktivitas antibakteri krim terhadap bakteri <em>Pseudomonas aeruginosa </em>dengan konsentrasi 5% daya hambat sebesar 17,33 mm kategori kuat, 10% daya hambar sebesar 19,00 mm kategori kuat, dan 15% daya hambat 22,66 mm kategori sangat kuat.Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa krim ektrak etanol Daun Kersen (<em>Muntingia calabura</em> L.) memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri <em>Pseudomonas aeruginosa.</em></p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Muhammad Nurul Fadelhttps://jurnal.umkuningan.ac.id/index.php/herbapharma/article/view/4855Pemanfaatan Rambut Jagung (Zea mays L.) Sebagai Teh Celup Herbal2025-07-13T06:26:47+00:00Marini Marinimarinizakhra18@gmail.comDita Desinta Amaliaditadesinta22@gmail.com<p>Rambut jagung mengandung senyawa kimia salah satunya yaitu beta-sitosterol yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Teh herbal merupakan minuman berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan yang dibuat dari racikan sejumlah bahan herbal seperti kombinasi kayu, daun kering, buah, bunga, biji, atau bagian tanaman lain yang mempunyai manfaat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan teh herbal dari rambut jagung. Metode yang digunakan adalah eksperimental laboratorium dengan membuat tiga formulasi teh herbal rambut jagung yang dikombinasikan dengan penambahan serbuk daun stevia sebagai pemanis dan serbuk daun peppermint sebagai pengaroma dan dilakukan evaluasi mutu sediaan. Hasil evaluasi menunjukkan berdasarkan parameter organoleptik ketiga formulasi menghasilkan warna dan bau yang sama yaitu merah kecoklatan dan beraroma peppermint, berbeda dari segi rasa (F1 sepet sensasi mint ; F2 & F3 agak manis sensasi mint). Berdasarkan parameter kadar air, ketiga formulasi memenuhi ketentuan dengan nilai 7-8%. Dari parameter kadar abu, ketiga formulasi memiliki nilai tinggi yaitu 8,35-9,53% yang melebihi batas ketentuan. Berdasarkan parameter cemaran logam, ketiga formulasi memiliki nilai diatas batas maksimal yaitu 3,1364-3,5809 mg/Kg, sedangkan untuk logam Sn ketiga formulasi memenuhi ketentuan karena memiliki nilai dibawah batas maksimal yaitu ≤0,01 mg/Kg – 1,5650 mg/Kg</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Marini Marini, Dita Desinta Amaliahttps://jurnal.umkuningan.ac.id/index.php/herbapharma/article/view/4902Skrining In Silico Senyawa Kimia pada Daun Miana (Coleus blumei) Sebagai Antibiofilm Bacillus subtilis2025-07-13T06:26:26+00:00Dian Islamiyatinilayuniati85@gmail.comNilasari Indah Yuniatinilayuniati85@gmail.com<p><em>Bacillus subtilis</em> merupakan bakteri Gram positif, dikenal mampu membentuk biofilm yang kuat melalui peran protein permukaan seperti BslA dan TapA. Biofilm ini memberikan perlindungan terhadap lingkungan eksternal dan meningkatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik, sehingga menjadi target penting dalam strategi pengendalian infeksi. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi potensi senyawa kimia dari daun <em>Coleus blumei </em>sebagai agen antibiofilm dengan pendekatan <em>in silico</em> melalui simulasi <em>molecular docking</em> terhadap protein BslA dan TapA. Struktur 3D protein BslA (PDB ID: 4BHU) dan TapA (PDB ID: 6QAY) dipreparasi menggunakan aplikasi <em>Discovery Studio</em>. Delapan senyawa dari <em>C. blumei</em> dioptimasi secara geometris dan dikonversi ke format pdbqt menggunakan PyRx 0.8 dan <em>Open Babel</em>. <em>Docking</em> dilakukan dengan <em>AutoDock Vina</em> dan hasil interaksi dianalisis lebih lanjut serta divisualisasikan dengan <em>Discovery Studio</em>. Hasil menunjukkan senyawa hexahydro-3H 1[2’-trifluoromethyl]-6’[4”-trifluoromethylphenyl]- mempunyai nilai <em>binding affinity</em> terendah (-8,3 kcal/mol terhadap BslA dan -7,1 kcal/mol terhadap TapA), lebih baik dibandingkan senyawa kontrol kloramfenikol. Interaksi kuat dengan residu ASN A99 dan LEU A119 menunjukkan potensi penghambatan terhadap protein target. Dapat disimpulkan senyawa hexahydro-3H 1[2’-trifluoromethyl]-6’[4”-trifluoromethylphenyl]- dari <em>C. blumei</em> memiliki potensi sebagai agen antibiofilm terhadap <em>B. subtilis</em> dan layak untuk diuji lebih lanjut menggunakan pendekatan <em>in vitro</em> maupun <em>in vivo</em>.</p>2025-06-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Dian Islamiyati, Nilasari Indah Yuniati